Tulisan kali ini bukan bercerita tentang tamasya gue ke Ragunan atau ke kebun binatang. Tulisan ini bercerita tentang studi gue yang mulai masuk stadium akhir di Unpamgakure. Di semester yang tua ini gue kembali mengulang. Iyak, revisian mata kuliah gue yang gak lulus masih ada. Plis, jangan tanya jumlahnya ada berapa.
Gue mengulang mata kuliah Akurasi Lemparan Shuriken. Hari pertama, setelah jam ke dua berakhir, gue ke lantai dua untuk masuk kelas ALS ( Akurasi Lemparan Shuriken). Di tangga gue bertemu dengan seorang senpai yang pernah ngulang di kelas gue. Danol namanya.
Danol: Woiiii
Gue: Iiioww
*tos-tosan*
Danol: Mau kemana lu?
Gue: Biasalah, revisi hehehe
Danol: Ebusehhhh, revisi apa lu?
Gue: ALS, hehehe
Danol: Siapa Dosennya?
Gue: Itu si Pain Akatsuki
Danol: What!?!?!? Kagak dah! kagak!
Ekspresi si Danol berubah setelah mendengar nama Pain Akatsuki. Dia jadi panik ketakutan.
Gue: Eh, emang kenapa Nol??
Danol: Gila lu berani banget! Lu sama aja masuk kandang singa!
Danol pun berlalu. Gue masih belum mengerti maksud dari Danol. Gue akhirnya menemukan kelas ALS. Lima menit setelah menempelkan pantat gue di kursi, Dosen masuk. "Ini segini doang, atau ada lagi?" tanyanya. Saat itu kelas kira-kira terisi tiga puluh orang. "Oke, saya absen ya."
Setelah Pain Akatsuki mengabsen, biji demi biji, mahasiswa gondrong-gondrong masuk kelas. "Ini kalian dari mana aja?" tanya Dosen. "Tadi masih ada kelas hehehe" cengir, mas gondrong. Setelah gondrongers masuk kelas, kelas jadi penuh. Total jadi lima puluh orang.
"Oke sekarang tudopoin aja ya," Pain Akatsuki menyilangkan tangannya di depan dada. "Yang ngulang matkul ini ada berapa orang?" tanyanya. Semua yang merasa 'ngulang' angkat tangat, termasuk gue. Anjayyy, ternyata abang-abang gondrong tadi sama kayak gue, kita sama-sama ngulang!
Ternyata si Pain Akatsuki ini killer juga. Bayangin, ternyata salah satu abang gondrong pernah ngulang empat kali sama nih ketua Akatsuki.Gue gak abis pikir kenapa dia gak milih Dosen lain aja, ya. Gue kalo jadi dia gumoh juga hahahaha. Gue juga baru tau kalo ternyata si Pain Akatsuki ini ternyata killer. Coba pas gue revisi KRS disitu tercantum profil Dosen sama testimoni mahasiswa yang pernah dia ajar, kan gue jadi tau. Sayangnya di KRS gue cuma nama Dosen doang. Huft. Bener kata si Danol, gue masuk kandang singa.
Ya, semoga dengan ninjutsu yang gue punya, gue bisa lulus dari kandang singa ini. Btw, kalo kamu punya pengalaman terjebak di kelas yang Dosen/Gurunya killer, silahkan coret-coret di kolom komentar.
![]()
Setelah Pain Akatsuki mengabsen, biji demi biji, mahasiswa gondrong-gondrong masuk kelas. "Ini kalian dari mana aja?" tanya Dosen. "Tadi masih ada kelas hehehe" cengir, mas gondrong. Setelah gondrongers masuk kelas, kelas jadi penuh. Total jadi lima puluh orang.
"Oke sekarang tudopoin aja ya," Pain Akatsuki menyilangkan tangannya di depan dada. "Yang ngulang matkul ini ada berapa orang?" tanyanya. Semua yang merasa 'ngulang' angkat tangat, termasuk gue. Anjayyy, ternyata abang-abang gondrong tadi sama kayak gue, kita sama-sama ngulang!
Ternyata si Pain Akatsuki ini killer juga. Bayangin, ternyata salah satu abang gondrong pernah ngulang empat kali sama nih ketua Akatsuki.Gue gak abis pikir kenapa dia gak milih Dosen lain aja, ya. Gue kalo jadi dia gumoh juga hahahaha. Gue juga baru tau kalo ternyata si Pain Akatsuki ini ternyata killer. Coba pas gue revisi KRS disitu tercantum profil Dosen sama testimoni mahasiswa yang pernah dia ajar, kan gue jadi tau. Sayangnya di KRS gue cuma nama Dosen doang. Huft. Bener kata si Danol, gue masuk kandang singa.
Ya, semoga dengan ninjutsu yang gue punya, gue bisa lulus dari kandang singa ini. Btw, kalo kamu punya pengalaman terjebak di kelas yang Dosen/Gurunya killer, silahkan coret-coret di kolom komentar.
