Quantcast
Channel: SALAMINZAGHI
Viewing all articles
Browse latest Browse all 138

Pengalaman Seru Manjat Pager Monas

$
0
0
Sebenarnya gue gak merasa pengalaman ini seru, tapi lebih ke deg-deg-an. Jadi ceritanya gini. Setelah pulang dari acara Jakarta Night Journey yang berakhir di Monas, Yoga ngajakin nongkrong. "Eh, main dulu yuk nongkrong!" ajak Yoga. "Aduh, kayaknya gue capek deh, pengin pulang aja." keluh gue yang emang males nongkrong-nongkrong gak jelas. "Aaah cemen lu, malem minggu juga, ckck." ledek Yoga. Hadehh, sebenarnya si gue bodo amat Yoga mau bilang apa, tapi kok, gue kayak keliatan cemen beneran yak kalo langsung pulang gini. Ini malem Minggu, men! Malu sama pager pulang jam segini (waktu itu jam 8 malam). 


"Yaudah! Yuk! Yuk! Yuk!" kompak Bena, Tiwi, dan Dian

"Yuu~" yaudahlah, gue ikutan.

"Eh, kita kemana ni?" tanya Bena.

"Ke Gambir aja." jawab Yoga.

Akhirnya kita jalan dari tugu Monas ke arah stasiun Gambir. Ternyata kalo malem itu, mau keluar dari Monas aja susah banget. Jadi tuh kita mau cari pintu keluar, eh, malah kitanya muter-muter dan akhirnya sampe ke tempat pertama kita mijakin kaki tadi. Sett dahh, udah kayak kena Genjutsu.
Setelah berkutat dengan Genjutsu, akhirnya kita berhasil lepas dari pengaruhnya. Kita mendapati arah yang benar menuju stasiun Gambir. Kita jalan menuju tempat tersebut. Dari balik pager, kita bisa melihat stasiun Gambir yang jaraknya kurang lebih hanya 10 meter. Namun ternyata pager inilah yang jadi masalah.

"Eh, Yog ini pintunya mana??" tanya gue.

"Ett, mana yakk!?" Yoga bingung.

Semuanya jadi cengo.
"Yaudah tanya aja." kata Tiwi.
"Coba Yog, tanya." Bena menyuruh Yoga.

Kebetulan ada sekumpulan anak Punk Monas lewat di depan kita. Yoga langsung deketin dan bertanya pada mereka, "Eh, Maau ke Gambir lewat mana ya?"
"Owh, jauh banget. Lu harus muter dulu, pintunya ada di ujung sono, noh." jawab si anak Punk, mulutnya gak mau kalah sama tangannya nunjukin arah ke Yoga. Mendengar itu, kita semua lemes. Gue pun menyesali keputusan gue tadi. Kenapa gue tadi gak pulang aja yak, setaaaaaan.

Kita jadi diem. Anak punk tadi udah pergi. Tiba-tiba di sisi gelap pager yang emang gak kena lampu, terdengar suara kresek-kresek. Anjir, suara apaan tuh! Masa iya ada yang ngesek di sekitaran Monas!? Kita langsung mendelik curiga ke suara tersebut. Ternyata ada abang-abang loncat dari luar pager masuk ke area Monas dan berjalan anggun di depan kita.

Aksi tersebut secara tiba-tiba menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semua.

"Udah manjat aja yuk!" Seru Yoga.

"YUK! YUK! YUK!" Semua setuju.

"Eh, gapapa ni??" tanya Bena sambil megang pager Monas yang akan kita panjat.

"Hmmm.. mayan juga sih." kata Dian yang melihat di atas pagernya ada kawat berduri dan ujung pager tersebut berbentuk tombak yang pastinya tajem.

"Yaaa.. Mau gimana lagi, dari pada muter jauh banget." Yoga pasrah terhadap pilihan 'emang harus manjat ini mah'.

"Iihh gue takut dah."Tiwi manyun.

"Hmm." gue diem. Dalam hati: anjas, emang bener dah mending tadi gue pulang aja!

Setelah berunding, kita akhirnya beneran manjat. Yang pertama manjat adalah Yoga, sebab dia adalah kapten dan dia yang punya ide nongkrong. Yoga melempar tasnya duluan, lalu meraih pagar dan memulai pijakan.

Dalam aksi ini pikiran gue mulai berimajinasi. Bagaimana pas kita lagi manjat, ternyata kita udah diincer sniper dari atas gedung. Tau sendiri Monas ini kan depannya udah Istana Negara, pasti banyak polisi yang siaga di tempat strategis untuk melindungi rumah Presiden. Apalagi sekeliling Monas emang banyak gedung pencakar langit tempat para sniper memangsa buruannya. Ya, gue takut aja kalo aksi kita ini dianggap kriminal, yaaa sebenarnya emang sik hehe.

"Ahh kebanyakan nonton film lu!" tabok Tiwi, menanggapi imajinasi liar gue.

Kembali ke manjat pager Monas.

Yoga berhasil!

Hmm. Sepertinya dalam hal manjat memanjat Yoga Akbar Solihin emang jagonya.

Next, selanjutnya Bena.

"Ehhh, gue dulu, gue dulu!" Bena meraih pager dan mulai mengangkat kakinya. Bena yang tampak tomboy ini gue pikir dia jago manjat juga kayak Yoga, eh tenyata kebalikannya. Si Bena malah panik pas udah diantara dua sisi pager. Kakinya malah mbelibet dan dia gemeteran + berisik. Mampus, gue jadi ikutan panik. Bagaimana jika imajinasi gue tadi jadi nyata. Bena tiba-tiba ditembak, kita semua jerit, terus tiba-tiba ada helikopter terbang di atas kita sambil menyorotkan lampu tembak, lalu dari arah gambir mobil polisi berdatengan, dan dari arah semak-semak polisi berhamburan keluar, "DIAM JANGAN BERGERAK!" teriak polisi.

"HEHH!!" Tiwi nebok gue lagi.

Dengan segala kerempongan, akhirnya Bena berhasil.

Dan sekarang adalah giliran gue haha! Gue langsung meraih pager dan manjat. Sempet ngeri juga sih pas ngelewatin kawat duri. Alhamdulillah gak kena. Selanjutnya gue harus menaruh kaki gue di sisi luar pager yang artinya gue sudah ada di antara dua sisi pager. Gue melihat ujung pager yang berwujud ujung tombak. Asli, nih kalo nusuk pantat gue, pasti darahnya muncrat kemana-mana.

"Woy, Lam cepetan!" jerit Dian.

Gue pun melompat. Hap. Dan akhirnya berhasil! HAHAHAAHA! ALHAMDULILLAH :'D

Selanjutnya giliran Tiwi. Tiwi awalnya takut, tapi kami terus memberinya motivasi, "Cepet udah manjat aja! Dari pada lu muter!" Sungguh motivasi yang luar binasa.

Layaknya seorang Shinobi, Tiwi akhirnya berhasil memanjat dan sampai di sisi luar pager Monas. btw, Tiwi ini adalah Shinobi Unjgakure.

Lanjut.

Sekarang yang terakhir tinggal si Dian. Kita semua buru-buru kabur ninggalin dia. Hehe gak deng. Dian yang emang masih satu suku sama sung go kong, dalam hal manjat memanjat merupakan hal yang mudah. Dia lebih baik dari Yoga.


Ini aksi kita dalam memanjat pager Monas:

Pengalaman Seru Manjat Pager Monas, aksi nekat manjat pagar monas, manjat pager monas, serunya manjat pager monas, blogger manjat pager monas
no edit, just watermark

Masih gak jelas?? Baiklah, Photoshop No Jutsu!


Pengalaman Seru Manjat Pager Monas, aksi nekat manjat pagar monas, manjat pager monas, serunya manjat pager monas, blogger manjat pager monas





Ternyata yang pernah manjat pager Monas ini bukan cuma kita doang! Nih!

pas nonton konser // from: photo.liputan6.com
layaknya seorang shinobi, seorang PKL manjat pager Monas // from: sumsel.tribunnews.com
Ibu juga merupakan seorang shinobi // from: merdeka.com
hati-hati Mas, ntar besi nancep di pantat lu // from: photo.liputan6.com

Gimana? Seru kan? Ehe Ehe Ehe


Btw, pertemuan di Jakarta Night Journey adalah pertemuan pertama gue sama Dian, selama ini cuma kenal di Blog sama ngerusuh di grup whatsapp. Terus pertama kenal n ketemu juga sama Bena. Berikut cuplikan perasaan mereka setelah manjat pager Monas.



 Sebagai penutup postingan, gue mau kasih QUIZ nih


serunya manjat monas, aksi manjat pager monas, tersangka panjat pagar monas

Dari story pada postingan ini, sebutkan siapa mereka yang ditandai lingkaran merah? Jawab di komentar!

Btw, quiz ini gak ada hadiahnya ya. Belum ada sponsor soalnya hehehe. Yang mau jadi sponsor boleh mention twitter gue @salaminzaghi


Viewing all articles
Browse latest Browse all 138

Trending Articles